Pemkab Bartim  Bersama KKN UPR dan LSS Bersihkan Makam Putri Mayang

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Palangka Raya serta komunitas Lelarian Sana Sini (LSS) menggelar kerja bakti di lokasi situs sejarah Makam Putri Mayang di Desa Jaar, Kecamatan Dusun Timur, Jumat (25/7/2025).

TAMIANG LAYANG— Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia dan Hari Jadi ke-23 Kabupaten Barito Timur, Pemerintah Kabupaten Barito Timur melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga bekerja sama dengan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Palangka Raya serta komunitas Lelarian Sana Sini (LSS) menggelar kerja bakti di lokasi situs sejarah Makam Putri Mayang di Desa Jaar, Kecamatan Dusun Timur, Jumat (25/7/2025).

Kegiatan ini difokuskan pada pembersihan lingkungan sekitar makam, pengecatan ulang pagar, serta penataan akses menuju situs, sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap pelestarian budaya dan sejarah lokal Barito Timur.

Asisten I Sekretariat Daerah Kabupaten Barito Timur, Ari Panan P. Lelo, yang turut hadir dan memimpin kegiatan tersebut menyatakan bahwa pelestarian situs sejarah seperti Makam Putri Mayang sangat penting dalam menjaga jati diri daerah.

“Pemeliharaan situs sejarah bukan sekadar soal kebersihan fisik, tapi juga wujud penghormatan terhadap nilai-nilai budaya dan tokoh-tokoh besar yang mewariskan identitas kita. Putri Mayang adalah simbol kepemimpinan perempuan yang bijak dan penuh kepedulian terhadap masyarakat Dayak dan Banjar di masanya,” ujar Ari Panan.

Ia menambahkan bahwa pelibatan mahasiswa KKN dan komunitas seperti LSS menjadi langkah strategis dalam menanamkan kesadaran lintas generasi terhadap pentingnya merawat sejarah dan budaya daerah.

Sekedar diketetahui Putri Mayang Sari atau dikenal pula sebagai Poetri Maija merupakan tokoh perempuan yang melegenda dalam tradisi lisan masyarakat Banjar dan Barito. Ia diyakini sebagai bangsawan Kesultanan Banjar yang memiliki ikatan historis kuat dengan masyarakat pedalaman Barito, khususnya di Kalimantan Tengah. Dalam kepemimpinannya, Putri Mayang dikenal sebagai tokoh yang religius namun sangat menghargai adat Dayak, aktif mengunjungi perkampungan, serta berjuang untuk keadilan dan kesejahteraan masyarakat lokal.

Makam Putri Mayang yang terletak di Dusun Sangarasi, Desa Jaar, dibangun dalam bentuk cungkup berbentuk Rumah Adat Banjar, yang mencerminkan perpaduan budaya Banjar dan Dayak di wilayah Barito Timur. Situs ini menjadi salah satu jejak penting sejarah lokal yang terus dijaga keberadaannya.

Melalui kerja bakti ini, Pemerintah Kabupaten Barito Timur berharap masyarakat semakin peduli terhadap pelestarian situs budaya, sehingga warisan sejarah seperti Makam Putri Mayang tetap lestari dan bermakna bagi generasi mendatang.

“Pelestarian budaya adalah investasi jangka panjang. Kita jaga hari ini agar anak cucu kita tahu dari mana mereka berasal,” pungkas Ari Panan.(cak)

 2,949 total,  1 kali dibaca hari ini

Warta Terkait

Leave a Comment

15 − 6 =